Rabu, 26 Agustus 2009

LEMBAGA KEMAHASISWAAN



Lembaga Kemahasiswaan
Kampus Unpad memiliki lembaga kemahasiswaan tingkat universitas yang menaungi dan mengikat keseluruhan lembaga mahasiswa yang ada. Lembaga ini bernama keluarga mahasiswa (kema) Unpad.
Dan di FMIPA tidak kalah dengan universitas. Di tingkat fakultas pun memiliki lembaga kemahasiswaan yang bernama Keluarga Mahasiswa (Kema) FMIPA Unpad. Awalnya bernama Sema FMIPA Unpad didirikan pada tanggal 17 April 1999 yang kemudian diubah menjadi Kema FMIPA Unpad pada tanggal 29 Mei 2005 sampai jangka waktu yang tidak ditentukan.
Kema FMIPA Unpad adalah organisasi kemahasiswaan intra kampus yang merupakan organisasi non-struktural FMIPA Unpad. Kema FMIPA Unpad berprinsip religius, kekeluargaan, mandiri,
Kema FMIPA Unpad berfungsi sebagai
1. Wadah aktivitas kemahasiswaan tingkat FMIPA Unpad
2. Media Untuk Menjalin Hubungan Dengan Lembaga Lain
3. Penampung Serta Penyalur Aspirasi Seluruh Anggota Kema FMIPA Unpad.
Hubungan Kema FMIPA Unpad dengan lembaga/organisasi di luar Kema FMIPA Unpad bersifat koordinatif.
Lembaga Kemahasiswaan di Kema FMIPA Unpad terdiri dari BEM Kema FMIPA unpad, BPM Kema FMIPA Unpad, UKM(Basket dan kaldera), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Majelis Tetap Kongres (MTK).
Selain yang disebut di atas ada DKM. Meskipun DKM bukan lembaga kemahasiswaan tetapi cukup berpengaruh khususnya sebagai wadah kegiatan Mahasiswa Muslim.
Dan ada juga yang lagi merintis karirnya menuju UKM. Di FMIPA disebut KKM. Kedudukannya di bawah BEM FMIPA Unpad. KKM di FMIPA Unpad yaitu LOGIS dan Club Peneliti.


SEJARAH KEMA UNPAD

REFERENSI TUGAS TAMBAHAN...




Kepada Para Mahasiswa Yang merindukan kejayaan
Kepada Rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban, yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga, untuk negeri tercinta...!!!
(Totalitas Perjuangan)


SALAM MAHASISWA!!!
SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU FMIPA UNPAD ANGKATAN 2009.
Tidak ada yang dapat melukiskan kebahagiaan Anda menjadi bagian civitas akademika FMIPA Unpad kecuali Anda sendiri. Segala puji dan syukur bagi Allah Rabb alam semesta karena Anda merupakan orang-orang terpilih, dimana hanya 2% dari jumlah penduduk Bangsa ini adalah mahasiswa, kaum yang bergelar intelektual muda. Bersyukurlah karena dari 2% itu, Anda dapat mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri di tanah Pasundan, Universuitas Padjadjaran__mengkaji dahsyatnya ilmu alam di Fakultas MIPA. Berbanggalah karena Anda memiliki kesempatan itu, menjadi mahasiswa FMIPA Unpad dan menjadi titik awal untuk mencetak sejarah baru yang didedikasikan bagi rakyat dan bangsa.

Selamat, karena Anda adalah mahasiswa!!
Sebuah kekuatan dan semangat pemuda yang berinteraksi dengan tajamnya pemikiran, kokohnya keyakinan dan idealisme membela kebenaran__berpadu dalam satu kata, yakni MAHASISWA!! Anda sekarang memiliki gelar itu. Dari perjalanan sejarah yang telah diukirnya, mahasiswa memiliki beberapa identitas yang mencirikan keberadaan peran dan fungsinya yaitu: sebagai Insan akademis; agen perubahan (agent of change); penyampai kebenaran (agent of social control) dan generasi penerus masa depan (iron stock).
Sebagai Insan akademis memiliki dua ciri yaitu harus memiliki sense of crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa dapat memahami berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Sebagai insan akademis berhubungan juga dengan peran mahasiswa sebagai penjaga nilai, dimana mahasiswa harus mencari nilai-nilai kebenaran itu sendiri, kemudian meneruskannya kepada masyarakat, dan menjaga nilai kebenaran tersebut.



Peran dan fungsi mahasiswa kedua sebagai Agent Of Change adalah mahasiswa berperan dalam merancang, melaksanakan, dan merealisasikan setiap perubahan-perubahan menuju kearah yang lebih baik. Lalu alasan mengapa harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi. Bila Anda diam secara tidak sadar Anda telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang dianut dan dianggap benar. Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan dikarenakan mahasiswa merupakan kaum yang “eksklusif”, hanya 5% dari pemuda yang bisa menyandang status mahasiswa, dan dari jumlah itu bisa dihitung pula berapa persen lagi yang mau mengkaji tentang peran-peran mahasiswa di bangsa dan negaranya ini. Mahasiswa-mahasiswa yang telah sadar tersebut sudah seharusnya tidak lepas tangan begitu saja. Mereka tidak boleh membiarkan bangsa ini melakukan perubahan ke arah yang salah. Merekalah yang seharusnya melakukan perubahan-perubahan tersebut Apabila hari ini mahasiswa telah menjadi mahasiswa yang apatis, pragmatis maka bersiapalah menyambut kehancuran bangsa ini.



Peran dan fungsi mahasiswa yang ketiga sebagai Agent Of Social Control adalah mahasiswa diharapkan memiliki kepekaan, kepedulian, dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang teraktual dengan berperan sesuai dengan bidang keilmuan masing- masing. Asumsi yang diharapkan dengan perubahan kondisi social masyarakat tentu akan berimbas pada perubahan bangsa. Intinya mahasiswa diharapkan memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat.
Peran dan fungsi mahasiswa yang keempat adalah Iron Stock, dalam hal ini mahasiswa diartikan sebagai pengganti generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Setiap massa perjuangan pasti ada pahlawan dan pemimpinnya. Setiap massa kepemimpinan akan terbit seperti fajar kemudian menjemput senjanya. Lalu, pemimpin baru akan muncul dan menggantikan. Berbagai harapan selalu muncul beriring bergantinya seorang pemimpin. Lantas, apakah terpikir dalam benak Anda, Siapa yang akan menggantikan kepemimpinan dari tiap massanya? Kembali pada salah satu peran dan fungsi mahasiswa sebagai iron stock. Ya, cadangan pemimpin masa depan itu adalah Anda, MAHASISWA !!


Kampus merupakan lahan luas pembelajaran, baik itu intelektual, moral maupun kepemimpinan. Di sinilah Anda dapat belajar sebanyak-banyaknya, mengoptimalkan semua potensi Anda. Selalin kewajiban mulia sebagai seorang intelektual dan akademisi, mahasiswa ditantang untuk berperan lebih, yaitu hendaknya memikirkan dan mengemban tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai religius, moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.

Kurikulum yang ditetapkan pendidikan tinggi dinilai kurang memenuhi kebutuhan pengembangan mahasiswa terutama memfasilitasi mahasiswa dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana dijelaskan di atas, selain itu dalam pengembangan potensi mahasiswa berdasarkan minat dan bakatnya juga pengasahan soft skill yang sangat mendukung untuk kebutuhan dunia kerja seperti kemampuan bekerja dalam tim, menjalin relasi, memecahkan masalah, dan sebagainya. Maka dari itu, di setiap kampus khususnya di Unpad, terdapat sebuah LEMBAGA KEMAHASISWAAN, dan dalam lingkungan terdekat kita, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Keluarga Mahasiswa (Kema) FMIPA Unpad. Dari Lembaga Kemahasiswaan seperti ini, biasanya mulai lahir cikal bakal para pemimpin bangsa.

Ya, di sini kami hanya ingin mengajak Anda untuk sejenak berpikir tentang masa depan bangsa kita ke depan. Semua akan berganti, dan Anda adalah penggantinya. Jadi, jika Anda bertanya seperti apa masa depan moral, intelektual, dan kesejahteraan bangsa Indonesia 10 tahun mendatang? Jawabannya adalah seperti apa kondisi Anda saat ini. Jika sekarang Anda belum bercita-cita untuk bangsa ini, bahkan untuk diri Anda sendiri,.. maka bercita-citalah! Karena Anda adalah seperti yang Anda pikirkan.
Milikilah cita-cita besar itu, dan mulailah berkarya!! Think Global, Act Local. Karya-karya kecil Anda kelak akan mengantarkan Anda pada cita-cita besar itu. Terakhir, kami ingin mengajak Anda untuk berkarya di rumah terdekat Anda, sebuah miniatur Bangsa yakni Universitas Padjadjaran, dan sebuah miniatur Unpad yakni Kema FMIPA untuk bersama-sama berkontribusi untuk masa depan bangsa. Sekali lagi, kami ucapkan Selamat datang dan Selamat Berjuang di Kampus Perjuangan, Kema FMIPA Unpad. HIDUP MAHASISWA, HIDUP RAKYAT INDONESIA!!

-penulis-

Belanja di ''Toko Kebahagiaan''

NB: Referensi untuk tugas tambahan MB 2009 bisa teman2 Mahasiswa baru FMIPA UNPAD 2009 baca mulai dari tanggal 27 Agustus 2009 pukul 01.00 WIB di situs ini...sambil menunggu, kami sertakan sebuah nasehat buat teman-teman baca....^^


Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?'' Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, ''Kira-kira sepuluh tahun.''

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya.
''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.''
Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas? Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?

Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah sering saya sampaikan dalam rubrik ini, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya.

Agar lebih mudah saya akan menggunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.'' Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan. Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.

Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi. Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.

Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya. ''kesabaran tingkat 1,'' misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan. ''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah. ''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme.

Menu yang lain misalnya ''bersyukur.'' ''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah. ''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam. Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.

Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. Yang termahal ternyata adalah ''kesabaran'' karena kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana.

Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya. Tuhan tahu bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya.''

Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan.

Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''diutus'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran. Penghasilan yang pas-pasan adalah peluang untuk menumbuhkan rasa syukur. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi. Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan.

Sebagai penutup marilah kita renungkan ungkapan berikut ini:
''Aku memohon kekuatan, dan Tuhan memberiku kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat. Aku memohon kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah untuk diselesaikan. Aku memohon kemakmuran, dan Tuhan memberiku tubuh dan otak untuk bekerja. Aku memohon keberanian, dan Tuhan memberiku berbagai bahaya untuk aku atasi. Aku memohon cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong. Aku mohon berkah dan Tuhan memberiku berbagai kesempatan. Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.''

Selasa, 25 Agustus 2009

Welcome To MIPA

Selamat Datang Mahasiswa baru FMIPA UNPAD 2009...Kami tunggu kontribusi kalian di FMIPA UNPAD tercinta ini..SALAM MAHASISWA!!!